BERITA TERKINI

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

header ads

Tersangka KUR Asrarudin 'Bandel', 3 Kali Panggilan Kejari tidak Diindahkan

Baca Juga

Foto Tersangka KUR BNI KCP Woha, Asrarudin


BIMA - Tersangka kedua kasus KUR BNI KCP Woha, Asrarudin terkesan bandel karena tidak kooperatif/tidak patuh pada Hukum. Faktanya sebanyak Tiga (3) kali panggilan pihak Kejaksaan Negeri (Kejari) Bima tidak pernah diindahkan.

Panggilan ketiga yang disertai penjemputan paksa  oleh Tim penyidik Kejari Bima dilakukan pada Jum'at 2 Mei 2025. Namun tersangka Asrarudin tidak berada di kediamannya di Desa Kananga Kecamatan Bolo Kabupaten Bima.

Penjemputan paksa terhadap tersangka yang diduga menggelapkan Uang Negara Rp.425 juta itu dipimpin oleh Kasi Pidsus, Catur Hidayat. Selain tim penyidik, Kepala Desa Kananga, Bhabinkamtibmas Desa Kananga serta personel Polsek Bolo turut hadir.

Pada kesempatan tersebut, Catur Hidayat menyampaikan maksud dan tujuan pihaknya mendatangi kediaman tersangka Asrarudin.

“Kami datang membawa surat panggilan ketiga disertai jemput paksa. Oleh karena Asrarudin tidak ada, kami sampaikan kepada ibu,” ucap Catur dikutip pada media online detailntb.com.

Catur Hidayat meminta orangtua Asrarudin agar menyampaikan surat panggilan tersebut dan hadir di Kantor Kejaksaan Negeri Bima.

“Kami minta Asrarudin hadir sebelum kami terbitkan DPO (Daftar Pencarian Orang),” pinta Catur Hidayat.

Orang tua tersangka, Asrarudin  yakni Hj Nurmi mengaku anaknya  sudah lama tidak dapat dihubungi dan tidak mengetahui keberadaan Asrarudin.

“Sejak panggilan kedua terbit, sudah tidak bisa lagi kami hubungi Asrarudin sampai sekarang,” ucap Hj Nurmi.

Meski demikian, Ibunya tetap memberi pengertian dan pemahaman kepada anaknya agar menghadiri panggilan sekaligus menyampaikan kejadian sebenarnya.

“Kami selalu memberi pengertian dan pemahaman agar menghadiri panggilan. Tapi dia (Asrarudin) tidak mau, karena tidak menikmati uang tersebut,” ujarnya.

Menurut pengakuan Asrarudin, imbuh Hj Nurmi, uang yang ditarik dari rekening nasabah tersebut dipergunakan oleh orang bank untuk menutupi kredit macet nasabah lain. 

“Banyak pegawai bank datang ke rumah kami dan merayu Asrarudin menandatangani slip penarikan uang,” terangnya. (1/2)

Posting Komentar

0 Komentar