BERITA TERKINI

6/recent/ticker-posts

Header Ads Widget

header ads

Oknum Dokter Hewan dan RK Diduga Kuasai Pulau Asakota

Baca Juga

Oknum Dokter Hewan, IS dan RK berulah, Dua oknum asal Kota Bima itu diduga kuat menguasai Lahan yang ada di Pulau Asakota. Padahal, Benteng asakota Cagar Budaya  yang diinformasikan adalah asset Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima.
Dugaan itu diperkuat dengan adanya Dua Sertifikat yang diterbitkan Badan Pertanahan Nasional (BPN)  Tahun 2001 lalu. Sertifikat  dimaksud atas nama dua oknum tersebut. Total luas lahannya, hingga mencapai 1,7 Hektar.

Atas tindakan itu, Masyarakat disekitar Pulau tersebut pun bereaksi.Bentuknya, menolak siapapun yang ingin memiliki lahan dimaksud, perjelas status pembebasan lahan cagar budaya dan pariwisata lahan tersebut.

Tak hanya itu, juga mendesak agar membatalkan sertifikat yang diterbitkan 18 Tahun lalu. Sebab, lahan itu bukan milik pribadi, tapi asset daerah, cagar budaya dan pariwisata.

"Jika tuntutan ini tidak diindahkan, kami putra Donggo-Soromandi bersama masyarakat lakan melakukan aksi Longmarch," ancam Syuryadin,S.Pdi, Ketua KNPI Soromandi terpilih.

Menurutnya, benteng Asa Kota adalah Sebuah benteng yang dibangun pada masa pemerintahan Belanda untuk menduduki kota Bima, NTB. 
Benteng Asa Kota terletak di Desa Punti Kecamatan Soromandi yang ditemukan sekitar tahun 1908 (bersamaan dengan meletusnya Gunung Tambora).

"Benteng Asa Kota ini terdiri dari batu bersusun yang dulu diambil dari berbagai tempat di daerah Bima. Benteng Asa Kota adalah peninggalan berarti dari perjalanan sejarah Dana Mbojo," tuturnya.

Jika merujuk pada sejarah, benteng ini merupakan bekas Benteng pertahanan Belanda untuk Bima. Ditemukan sekitar tahun 1908 (bersamaan dengan meletusnya Gunung Tambora). Benteng Asa Kota ini terdiri dari batu bersusun yang dulu diambil dari berbagai tempat di daerah Bima. 

Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kesan kuat dan kokoh serta menandakan bahwa benteng ini dapat melindungi masyarakat Mbojo. 

"Barang peninggalan sejarah yang masih tersisa adalah Meriam Kuno yang disebut La Nggali Nggoma. La Nggali artinya Mahal, dan Nggoma artinya Kudis. Meriam ini merupakan meriam induk yang dipasang di sebelah Barat yang menghadap utara yaitu mengarah ke Asa Kota atau Pintu Masuk Kota di teluk Bima. Selain meriam kuno, disini kita juga bisa melihat bekas benteng pertahanan berupa susunan batu-batu yang terlihat sepanjang tebing pantai. Ompu Daga alias Ompu Nggambi adalah penguasa wilayah Benteng Asa Kota ini pada masa itu" terangnya.

Ia menyebutkan, benteng ini dibangun pada sekitar tahun 1667 di sebuah pulau kecil Nisa Soma, tepat di pintu masuk teluk Bima yang diberinama Benteng Asa Kota. Asa dalam bahasa Bima berarti mulut dan Kota berarti kota. 

"Jadi Asa kota adalah mulut Kota yang menjadi penghubung Bima dengan negeri-negeri lainnya," pungkas pemilik akun FB,Pena Bumi. (Anhar Donggo Sila)

Posting Komentar

0 Komentar