Baca Juga
![]() |
Kabid Hukum dan HAM HMI MPO Cabang Bima, Mochamad Gunawan Mutlak |
Hal itu disampaikan Gunawan yang juga Kordum Front Perjuangan Rakyat Donggo - Soromandi (FPR-DS) Senin (01/09/2025).
Kedua, korupsi struktural dan skandal politik, anggota dewan sering terseret kasus korupsi berjamaah, dari suap proyek hingga jual beli jabatan. Praktik ini melemahkan legitimasi negara dan memperkuat citra bahwa hukum hanya alat bagi elit.
Ketiga politik transaksional, wakil rakyat kerap terjebak dalam logika “deal politik” antara fraksi dan pemerintah. Kebijakan yang lahir bukan karena kepentingan rakyat, tetapi hasil tawar-menawar elite. Akibatnya, kepercayaan publik runtuh dan stabilitas sosial terguncang.
Faktor lain adalah karena lembaga Dewan nenjadi arena konflik kekuasaan. Gunawan menyebut, alih-alih menjadi representasi rakyat, DPR sering menjadi panggung perebutan kekuasaan antarpartai. Intrik politik ini memicu polarisasi yang merembet ke masyarakat dan memperdalam instabilitas politik nasional.
Terakhir adalah jarak sosial wakil rakyat dengan rakyat. Anggota DPR gagal hadir sebagai institusi penghubung rakyat dan negara. Sikap elitis, gaya hidup mewah, serta keputusan yang jauh dari realitas rakyat memperkuat kesenjangan sosial-politik, yang berpotensi memicu perlawanan.(TIM)
0 Komentar