Baca Juga
Karena, merupakan salah satu cabor aset medali emas yang di miliki Pemerintah Provinsi (Pemrpov) NTB.
Mahasiswi yang dikenal vokal itu menegaskan, jangan sampai permainan tendensi politik mengabaikan perjuangan para atlet NTB selama ini.
"Kalau mau jujur selama ini atlet dan pelatih hanya berjuang sendiri menuju kejuaraan. Sakit dan laparnya atlet tidak akan pernah dirasakan oleh mereka yang sekarang berebut ingin mendampingi atlet menuju Pra-PON," tegasnya.
Lanjutnya, Pelatih yang ditunjuk oleh Pengprov IPSI NTB untuk Pra-PON Cabang Olahraga Pencak Silat ditolak oleh atlet. Sementara, Jadwal Pra-PON sudah dekat.
"Bagaimana atlet bisa beradaptasi dengan pelatih baru dengan jangka waktu lebih kurang dua minggu sebelum pertandingan. Sejauh pemahaman saya tentang dunia atlet dan pelatih. Hubungan emosional antara atlet dan pelatih sangat mempengaruhi motivasi dan penampilan atlet dalam gelanggang," katanya.
Menurutnya, para atlet hanya menuntut pelatih bisa masuk dalam team. Karena pelatih itu yang membesarkan atlet, yang tahu kelemahan dan kekurangan atlet, yang dekat secara emosional, dan paham secara psikologis tentang atletnya.
"Faktanya, Pelatih yang ditunjuk oleh Pengprov IPSI NTB tidak pernah berkontribusi dalam pembinaan atlet, secara kualitas dan track record pun tidak pernah menangani atlet apapun. Boro-boro berprestasi dan lisensi pun tidak ada. Itulah alasan kenapa atlet menolak pelatih yang ditunjuk oleh Pengprov IPSI NTB," ujarnya.
Badai NTB mempertanyakan apa dasar Pengprov IPSI NTB mengganti pelatih dan dalam kurung waktu lebih kurang dua minggu sebelum pertandingan? Bagaimana prosedur pemilihan pelatih yang menangani team Pra-PON?
"Se tau saya pelatih harus berlisensi. Punya track record yang jelas. Apakah ada masalah dengan pelatih lama sehingga harus di ganti? Jika persoalan hanya karena dendam politik maka itu tidak bisa dibiarkan. Pelatih asli mereka adalah orang yang jelas track record nya, berlisensi nasional jadi jika karena alasan dendam politik maka kasihan masa depan cabang olahraga pencak silat NTB," tuturnya.
Proses latihan yang panjang sudah atlet lewati bersama pelatihnya. Sakit dan capek, kelaparan dan haus atlet hanya pelatihnya yang paham.
"Sekali lagi saya harapkan, kepada ketua KONI NTB dan Gubernur untuk segera bersikap, jika tidak ingin para atlet mengundurkan diri dari team Pra-PON," pungkasnya. (Anhar Donggo Kala)
0 Komentar