Baca Juga
Oleh : Anhar Donggo - Sila
Meski pada Pilkada 2015 lalu, Hj.Indah Dhamayanti Putri,SE merupakan penantang. Tetapi berhasil meraih kemenangan setelah mengalahkan Incumbent, Drs.H.Syafrudin,HM.Noer. Berbeda dengan Pilkada 2020 mendatang, IDP (sapaa akrab) justeru ditantang. Hanya saja, sampai saat ini d belum ada tanda-tanda siapa figur yang berani menantang Politisi Srikandi Golkar yang saat ini masih menjadi Bupati Bima tersebut.
Kondisi demikian dibenarkan oleh Drs.H.Zainul Arifin, Anggota DPR RI duta Partai Gerindra. Menurut mantan Bupati Bima itu, saat ini belum ada yang siap mencalonkan diri sebagai orang nomor satu.
"Saya sangat menyayangkan, karena sejauh ini belum ada satupun yang siap menjadi Calon Bupati (Cabup). Mereka lebih memilih untuk menjadi Calon Wakil Bupati (Cawabup)," ujar H.Zainul saat momen silaturahmi dengan berbagai elemen dan masyarakat di Salama Kota Bima belum lama ini.
Disatu sisi, pernyataan tegas salah satu figur penting dalam kaitan itu setidaknya menjadi motivasi bagi figur lain. Sehingga, ambisi politik bukan hanya menjadi cawabup tapi Cabup.
Tetapi disisi lain, hal itu merupakan salah satu indikator bahwa IDP berpeluang besar memenangkan kompetisi politik 2020 mendatang. Walau saat ini belum diketahui siapa sesungguhnya Calon Orang Nomor Dua dari Kepala Daerah Wanita pertama di NTB tersebut. Terlebih, hal itu disampaikan politisi yang sudah teruji kemampuan serta pengalamannya dalam dunia politik itu.
Selain itu, pun terdapat indikator lain. Dalam dunia politik, kemampuan dan pengalaman IDP sudah terbukti. Faktanya, pernah menduduki Kursi Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bima dan Ketua DPD II Golkar Kabupaten Bima. Karier politiknya semakin meningkat ketika memutuskan diri untuk tampil pada pilkada 2015 lalu. Hasilnya, Dinda yang berpasangan dengan Drs.H.Dahlan,M.Noer meraih kemenangan setelah mengalahkan paslon incumbent, Drs.H.Syafrudin,HM.Nur - H.Maskur (Syukur).
Tak bisa dipungkiri, jika sederet kesuksesan tersebut bukan diraih begitu saja. Tapi lewat usaha, kerja keras dan perjuangan serta dukungan berbagai pihak. Terlebih, kondisi keluarga Istana tengah tidak stabil ibarat Kapal Laut yang oleng. Karena, mendiang almarhum, Dae Feri meninggal dunia sebelum masa jabatan sebagai bupati bima berakhir.
Kendati demikian, istri tercinta mendiang almarhum sultan Bima itu mampu mewujudkan mimpi besarnya. Karier politiknya dimulai dari Pileg 2014 lalu, menjadi Wakil Rakyat utusan Dapil Bolo,Madapangga, Donggo, Soromandi, Sanggar dan Tambora (belum mekar).
Praktis, politisi srikandi itu dipercayakan menjadi Wakil Ketua DPRD Kabupaten Bima periode 2014-2019. Keinginanya tidak berhenti disitu saja, Dae Dinda memutuskan meninggalkan Kursi Wakil Ketua Dewan demi tampil sebagai Cabup pada pilkada 2015. Ambisi untuk merebut kembali kursi kepemimpinan suami tercinta, Dae Feri praktis terwujud. Dinda - Dahlan (Dilan) dipercayakan untuk memimpin Kabupaten Bima periode 2015-2020.
Ditengah menjalankan tugas dan tanggungjawab sebagai Bupati, selain menjadi ketua DPD II Golkar, pun menjadi Ketua KONI kabupaten Bima. Ditangan Dinda, Golkar menjadi parpol pemenang pileg 2019 ini dengan perolehan kursi berikut suara terbanyak. Setelah melewati beberapa Tahapan, DPP Golkar memutuskan dan menetapkan Dae Yandi, Putra sulung Dae Feri - Dae Dinda untuk menjadi Ketua DPRD Kabupaten Bima periode 2019-2024.
Anugerah untuk keluarga Sultan Bima tersebut datang bertubi-tubi. Istri mendiang almarhum Dae Feri menjadi Bupati, sementara Putra tercintanya dipercayakan menjadi Ketua DPRD. Selain itu, juga diangkat menjadi Jena Teke (Raja Muda). (*)
0 Komentar