Baca Juga
Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman (Perkim) Kabupaten Bima, Taufik ST, MT menyampaikan, krisis air bersih yang dialami masyarakat Kabupaten Bima sudah teratasi.
 |
| Proses Pengerjaan Sarana Air Bersih di Salah Satu Sumber Mata Air. |
Dari Tahun 2015 hingga 2020, pihaknya telah menyelesaikan sejumlah pembangunan sarana untuk mengatasi krisis air bersih.Pembangunan itu tersebar di 104 Desa se Kabupaten Bima.
"Ini merupakan capaian Hj.Indah Dhamayanti Putri,SE dan Drs.H.Dahlan,M.Noer,M.Pd selama Lima Tahun memimpin Kabupaten Bima. Jadi, selama ini Pemkab Bima tidak tinggal diam, berbagai cara dan upaya dilakukan untuk mengatasi persoalan yang dihadapi masyarakat. Alhamdulillah, pembangunan sarana di 104 Desa sudah diselesaikan," tegas Taufik.
Selain itu juga terdapat cara lain, seperti bor air dengan memanfaatkan sumber mata air bawah tanah. Lanjutnya, setelah di bor, kemudian disalurkan ke rumah masing-masing warga dengan menggunakan pipa.
"Cara seperti ini pun sudah berhasil, krisis air bersih sebagian besar sudah teratasi. Warga yang sebelumnya kesulitan mendapat air bersih, akhirnya dapat menikmati air sebagai sumber kehidupan tersebut," katanya.
Disinggung apa saja kendalanya, Pejabat asal Kecamatan Wawo tersebut mengaku ada beberapa kendala yang dihadapi selama ini. Seperti sumber mata air dan jarak mata air dengan Pemukiman warga.
“kondisi mata air permukaan saat ini sudah banyak yang hilang. Debit air dalam tanah juga semakin berkurang. Ini kendala yang kita hadapi sekarang,” katanya.
Taufik mengaku beberapa wilayah yang berat untuk dibangun sarana dan prasarana untuk mengatasi krisis air bersih seperti di Kecamatan Palibelo, Belo , Donggo, Wera termasuk Wawo.
“Seperti di wilayah Kecamatan Donggo untuk menemukan sumber mata air harus menempuh jarak antara 14 hingga 20 kilometer. Mengelola air itu, kita butuh anggaran miliaran,” pungkasnya.
(Yhayan Dobim)
0 Komentar