Baca Juga
![]() |
Untuk memperoleh kejelasan terkait hal itu, Wartawan turun langsung ke Pabrik Pengolahan Garam beryodium yang berlokasi di Desa Donggo Bolo Kecamatan woha Kabupaten Bima, Jum’at (10/10/2025). Dua pekerja pada pabrik tersebut berhasil di wawancara, mereka bahkan membenarkan kapasitas produksi garam beryodium menggunakan mesin tersebut yang hanya 1 ton/jam.
“Sebenarnya 3 ton/jam tapi hanya 1 ton/jam,” ujar keduanya Jum’at Sore.
Namun mereka menyebut jika kemampuan produksi yang hanya 1 ton/jam bukan karena kendala pada mesin, melainkan kualitas garam sebagai bahan baku.”Kendalanya di kualitas garam bukan pada mesin,” sebutnya.
Terkait kondisi mesin, mereka mengaku tidak ada masalah meski saat beroperasi tiba-tiba macet. Tapi itu hanya sesekali saja, tidak keseringan.”Itu pun bukan pada mesinnya tapi listrik, kemungkinan daya listrik tidak seimbang dengan kapasitas mesin,” terangnya.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Bima melalui Bidang Kelembagaan dan Investasi, Irmalashari menyatakan, bantuan hibah berupa mesin pengolahan garam beryodium dengan kapasitas tinggi dari Kementerian Kelautan Dan Perikanan RI ini semata - mata demi melancarkan kegiatan proses Pengolahan Garam Rakyat untuk Kabupaten Bima.
Irmalashari juga menjelaskan, kapasitas mesin tersebut
tinggi, dengan Kapasitas 3 ton/Jam atau 24 ton / hari, jadi kalau satu Bulan bisa
menghasilkan 600 ton.(Dikutip media fajarmediabima.com).
Untuk diketahui
oleh public, Kualitas garam Bima dinilai baik karena menggunakan air laut
murni tanpa campuran air tawar dan produknya memenuhi standar SNI. Garam
Bima juga telah melalui uji laboratorium di Bogor dan dapat bersaing di pasar
nasional, serta berpeluang untuk dikonsumsi rumah tangga maupun industri.
- Kualitas terjamin:
Garam Bima yang menggunakan air laut murni dan
tanpa campuran air tawar dinilai berkualitas baik, seperti produk garam KAT So
Palinae Bima.
- Memenuhi standar nasional:
Pengujian laboratorium di Bogor menunjukkan garam
konsumsi pabrik garam Bima telah memenuhi standar SNI.
- Potensi bersaing di pasar
nasional:
Dengan kualitasnya yang terstandar, garam Bima
memiliki potensi besar untuk bersaing dan masuk ke pasar nasional, bahkan sudah
ada produk yang akan diluncurkan dengan merek "Garam Merah Putih
Bima".
- Meningkatkan nilai tambah:
Keberadaan pabrik garam di Bima membantu
meningkatkan kualitas garam olahan dari kualitas rendah (K2, K3) menjadi
kualitas pertama (K1).
- Memperkuat petani lokal:
Pabrik garam tersebut juga menyediakan kepastian
pasar bagi para petani lokal, yang dapat menjual hasil panennya ke pabrik,
sehingga memperkuat posisi mereka.
#Anhar
Amanan#
0 Komentar