Baca Juga
Dugaan mencari keuntungan pribadi dan atau kelompok tertentu dengan menjual Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) untuk jatah Kabupaten Bima, terbongkar.
![]() |
ILUSTRASI |
Bantuan yang diduga dijual adalah Beras dan Daging Ayam. Puluhan Ton daging diduga dijual dengan harga murah dan bervariasi. Ada yang Rp. 38 Ribu Per Kg dan bahkan Rp. 33 Ribu per Kg.
Beberapa nama diduga terlibat dalam praktek Jual Beli Bantuan Sosial (Bansos) tersebut. Oknum dimaksud inisial SD, Dirut salah satu Perusda dan EK Pemilik Koperasi atau Penyedia Sembako BPNT.
Selain Dua nama tersebut, juga terdapat nama lain yang diduga ikut menjual bantuan tersebut. Antara lain MAH dan SL, pemilik Gudang yang disewa EK untuk menitip Puluhan Ton Daging Ayam. Namun, hanya sebatas membantu.
Untuk mendapat kepastian seputar dugaan itu, Wartawan menelusuri dan mendatangi pihak yang mengetahui terkait bantuan tersebut. Seperti, SL pemilik Gudang yang dijadikan tempat penampungan (penitipan) BPNT berupa Daging Ayam.
Pemilik Gudang,SL mengaku daging ayam yang dititip oleh EK sebanyak 30 Ton di gudangnya habis terjual. Harganya murah, pertama Rp.38 ribu per Kg, selanjutnya turun menjadi Rp.35 Ribu hingga Rp.33 ribu per kg.
"30 Ton daging ayam habis terjual, dijual murah yang penting jadi Uang. Saya tahu karena memiliki bukti berupa nota jual beli daging ayam. Sebagiannya lagi dijual oleh EK, sebagianya lagi dijual orang yang dimintai bantuan oleh EK untuk menjual barang tersebut," akunya.
Jika diuangkan sebutnya, Daging ayam sebanyak 30 Ton itu senilai Miliaran Rupiah. Namun, bukan hanya dititip di gudang ini. Melainkan, juga dibawa dan dititip di gudang di Kabupaten Dompu. Lokasinya, di Ncuni setelah Jalan Nanga Tumpu.
"Saya tau setelah pembeli pergi membeli daging ayam di Dompu. Saya tau karena dikasih tau oleh orang Dompu," tuturnya.
Pembeli ke gudang Dompu karena saat itu daging ayam di gudang Kota Bima tidak diijinkan dibawa keluar. Sebelum biaya sewa titipan dilunasi sesuai kesepakatan atau perjanjian awal.
"Sewa gudang baru dibayar Rp.10 Juta. Saya tagih, tapi tidak juga dilunasi. Saya berusaha mencari solusi. Kebetulan saat itu ada yang ingin membeli daging ayam. Sehingga saya membantu untuk menjualnya, daripada rugi ya saya ambil uang pembeli Rp.50 juta," terangnya.
Rupanya bukan hanya dirinya yang mengalami hal semacam itu, tapi juga ada yang lain. Ratusan Juta uang Pengusaha di Lombok belum dikembalikan EK.
"Mereka datang kesini (Gudang) mencari EK. Utangnya ratusan juta kepada Pengusaha itu dibayar dengan daging ayam. Mereka bingung, karena itu saya membantu menjualnya," tuturnya seraya mengaku tidak tau jika Daging tersebut adalah bantuan pemerintah.
"Saya kira barang dagangan, ternyata bansos," pungkasnya.
---Anhar Donggo-Sila---
0 Komentar